BATU BESAR
Beberapa bulan yang lalu seorang guru BK di sekolahku di SMA Negeri 42 Jakarta sedang memberi pelajaran tentang manajemen waktu pada para murid kelas XII IPA 1. Dengan penuh semangat ia berdiri didepan kelas dan berkata, “ Okay, sekarang waktunya untuk quiz”. Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember kosong tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan yang diambilnya dari dalam tas kerjanya. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua anak-anak sekelas termasuk aku serentak berkata, “Ya!”
Guru itu bertanya kembali, “Sungguhkan demikian?” Kemudian dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong diantara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, “Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini semua murid terdiam. Seorang temanku menjawab,”Mungkin tidak.”
“Bagus sekali,” sahut guru. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkan ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, “Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
“Belum!” sahut seluruh murid sekelas.
Sekali lagi ia berkata, “Bagus. Bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas da bertanya, “Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?”
Saya dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya jangan meremhkan hal yang sekecil apapun itu karena kita tidak tahu, bias jadi dari hal yang kecil itu yang nantinya menjadi penentu keberhasilan atau kesuksesan seseorang”
“Bagus-bagus, tapi bukan itu maksudnya”, sahut guru itu, “Ia ada yang tahu lagi yang lainnya?”
Semuanya terdiam, kemudian guru itu pun mulai berkata “Okey, kalau tidak ada yang tahu, kenyataan dari ilustrasi ini mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka kalian tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
Apa yang dimaksud dengan “Batu Besar” dalam hidup kalian? Adalah Keluarga kalian; Pasangan kalian; Pendidikan kalian; Hal-hal yang penting dalam hidup kalian; mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; waktu untuk diri sendiri; kesehatan kalian; teman kalian; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau kalian akan kehilangan semuanya. Bila kalian mengisinya dengan hakl-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian kalian tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi dan malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri : “Apakah “Batu Besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.”